Kamis, 23 Maret 2017

Menyusuri Kampung Dinamo Restoran Di Surabaya

Dua pekerja sedang menata gulungan tembaga pada dinamo besar berdiameter 50 centimeter. Ada 12 serat tembaga yang digulung bersamaan pada dinamo berkapasitas 250 horsepower (HP).

Di bagian lain, di halaman samping rumah di Jalan Bratang Gede I Surabaya, seseorang terlihat membersihkan rumah dinamo berukuran kecil, sebelum dipasang gulungan tembaga.

Aktivitas gulung menggulung dinamo banyak ditemukan di kawasan tersebut. Tidak hanya di gang besar, di gang sempit pun aktivitas ini banyak ditemui.

Warga menyebutnya, Kampung Dinamo. Pusat jasa penggulungan dinamo di Kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo.

Kampung ini melengkapi sejumlah restoran di Surabaya pusat jasa dan produksi yang dibentuk Pemkot Surabaya, seperti Kampung Lontong di Kelurahan Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan, dan Kampung Kue di Kecamatan Rungkut Surabaya.

Suroto adalah generasi ketiga yang menjalankan usaha penggulungan dinamo di Kampung Dinamo. Ia memiliki delapan karyawan di bawah bendera CV Nuradji Teknik. Sampai sekarang, usahanya tidak pernah sepi order.

"Pokoknya ada saja yang order, dari dan luar Surabaya," katanya kepada KOMPAS.com, Rabu (22/3/2017).

Suroto menceritakan, tidak ada strategi khusus dalam pemasaran. Usahanya tersebar dari mulut ke mulut. Lama kelamaan, pelanggannya bertambah luas. Tidak hanya dari dalam kota, tapi juga dari luar Surabaya, bahkan dari luar Jawa Timur.

Keahliannya menggulung dinamo, didapatkan Suroto dari orang tuanya yang sudah lebih dulu mengembangkan usaha. "Sebenarnya tidak sulit menggulung dinamo, hanya memerlukan ketelitian saja," jelas Suroto.

Suroto meneruma penggulungna berbagai jenis dinamo, dari yang berkapasitas sedang hingga besar atau 400 HP. Dinamo berkapasitas besar, biasanya datang dari pabrik-pabrik untuk mesin produksi.

Selain penggulungan, dia juga melayani jasa perakitan, hingga reparasi dinamo pompa air, mesin cuci, AC, mesin jahit, dan mesin mobil. Untuk ongkosnya, dikenakan per satuan kapasitas dinamo. Rata-rata Rp 100 ribu per PH.

"Ada yang di atas Rp 100 ribu, tergantung bahan tembaganya," jelas Suroto.

Suroto enggan membuka informasi berapa uang yang dihasilkan dari usahanya tersebut. Yang pasti, dari usahanya, ia bisa menghidupi keluarga dan menggaji delapan karyawannya.

"Di angka puluhan juta, tidak sampai ratusan juta," ucapnya.

Kasiati, kakak kandung Suroto mengklaim, usaha menggulung dinamo di Kampung Dinamo berasal dari usaha keluarganya. Satu per satu karyawan perusahaan keluarga ini mengembangkan usahanya di tempat-tempat yang tak jauh dari lokasinya.

"Dulu pernah bekerja di sini. Sudah bisa menggulung terus buka sendiri di tempat lain, begitu seterusnya," terang ibu tujuh anak ini.

Saat ini, ada sekitar 40-an warga yang membuka usaha penggulungan dinamo. Saat Surabaya dipimpin Bambang Dwi Hartono, sempat berdiri sebuah koperasi khusus usaha kecil penggulung dinamo. Namun saat ini koperasi tersebut sudah nonaktif.

"Dulu juga pernah ada bantuan dari Pemkot Surabaya, tapi hanya sekali saja," terangnya.

Di bengkel dinamo lainnya ada Kus Hariyono yang mengaku mewarisi usaha bengkel dinamo dari kakeknya. Ia mengaku kerap memperoleh order servis dinamo mesin kapal. Dalam mengerjakan berbagai order, ia dibantu dua pegawainya.

Selain mengelola usahanya, Kus kerap diundang untuk mengisi pelatihan service dinamo. Setidaknya, ia pernah diundang oleh dua instansi, yakni Pemkot Surabaya dan Pemkab Tulungagung.

Pengembangan Sentra Usaha

Pengembangan sentra usaha di Kampung Dinamo ini merupakan salah satu instumen pengembangan perekonomian warga Surabaya.

Selain kampung dinamo, kampung lontong, dan kampung kue yang sudah eksis, saat ini Surabaya sedang mengembangkan kampung tempe di Kecamatan Tenggilis Mejoyo, dan Kampung Batik di beberapa kecamatan.

"Kampung batik dan kampung tempe sedang dipantau," kata Kepala Dinas Koperasi Kota Surabaya, Eko Haryono.

Penanganan sentra usaha masyarakat ini ditangani oleh lintas instansi. Pembuatan koperasi oleh dinasnya, sedangkan pelatihan manajemen dilakukan Badan Pemberdayaan Masyarakat.

"Jika usahanya sudah level menengah ke atas, maka akan ditangani Pemprov Jawa Timur," tambahnya.

Dia mengaku baru mendapat laporan jika koperasi di Kampung Dinamo sudah lama tidak aktif. Dia berjanji akan segera melakukan kroscek dan memfasilitasi menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) agar kembali beroperasi.

"Yang pasti kami selalu fasilitasi dari peningkatan sumberdaya manusia dan membantu akses permodalan," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar